Sabtu, 25 Juni 2016

Sinergi Kemanfaatan Zakat Bagi Kemaslahatan Umat

Seringkali zakat hanya dianggap sebagai salah satu pintu penolong bagi "kaum papa" yang kurang berdaya. Karena zakat mereka bisa memiliki persediaan makanan untuk beberapa waktu. Atau karena zakat pula mereka dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari program beasiswa. Padahal ya, jika dilihat dengan lebih seksama, sejatinya zakat merupakan penolong bagi semua umat. Nantinya baik dari pihak yang mengeluarkan ataupun menerima zakat akan memperoleh manfaat yang sama baiknya.

Sumber: dompetdhuafa.org


Di sisi pemberi zakat misalnya. Zakat adalah pensuci harta benda yang dilimpahkan atau yang berhasil disimpan dalam jangka waktu tertentu. Masih ingat betul rasanya video yang menunjukkan saat beberapa anak kecil dintanya tentang zakat. Saat itu harta kotor dianalogikan dengan minyak yang berada dalam gelas berisi air. Ketika ditanya seputar zakat yang dianalogikan dengan gelas berisi campuran air dan minyak itu, anak-anak ada yang menjawab dengan cara menuangkan air ke dalam gelas sehingga minyak di dalam gelas tersebut menjadi hilang. Sebuah analogi yang sederhana namun begitu mengena. Itu baru dari pihak pemberi zakat.

Sedangkan bagi pihak penerima, zakat ibarat “kail” bermata dua. Di satu sisi manfaat “kail” ini dapat langsung dinikmati saat itu juga. Contoh mudah dari analogi ini adalah pemberian bahan pokok makanan kepada kaum dhuafa. Dalam hal ini zakat dapat membantu pemenuhan kebutuhan bagi mereka yang “kesempitan” secara finansial. Menariknya, manfaat zakat tidak berhenti sampai di sini. ternyata zakat juga dapat menjelma menjadi bala bantuan yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki taraf hidup seseorang di masa yang akan datang. Dalam hal ini contoh termudah yang dapat dilihat adalah pengelolaan zakat yang dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.

Saya pernah mendengar cerita menarik dari salah satu kawan baik saya. Sebut saja dia Mawar, bukan nama sebenarnya. Suatu hari Mawar bercerita bahwa salah satu sahabat yang ia kenalsaat berada dalam satu organisasi saat mengenyam pendidikan S1 ternyata mendapatkan beasiswa S2 di luar negeri. Menariknya beasiswa tersebut didapat dari yayasan pengelola zakat. Dalam hal ini pihak pengelola zakat tersebut tidak lain adalah Dompet Dhuafa. Bayangkan, bantuan yang begitu ringan, hanya 2,5% saja dari penghasilan umat dapat memberikan manfaat sedemikian besar bagi pihak yang benar-benar membutuhkan.

Dari sini kita dapat melihat begitu banyak manfaat dari 2,5% pensuci harta umat tersebut, pada akhirnya dapat diputar sedemikian untuk kemaslahatan umat. Sungguh indah bukan cara Allah dalam membuat suatu aturan baku bagi hamba-hambaNya? Dari sebuah aturan ringan super ringan yang tidak membebani tersebut dapat menjadi begitu berarti untuk mempererat jalinan persaudaraan hingga kemanusiaan. Menariknya tidak hanya urusan dapur atau pendidikan saja yang dapat terbantu dengan adanya zakat. Ternyata pengelolaan zakat kini juga dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup seseorang melalui program kewirausahaan.

Saya ingat betul ada sebuah program kewirausahaan yang dihelat oleh Dompet Dhuafa cabang Jogja. Saat itu dengan syarat dan ketentuan tertentu, Dompet Dhuafa membuka kesempatan pada para generasi muda yang memiliki jiwa entrepreneurship untuk mengembangkan usaha yang telah diimpikan. Tidak hanya itu saja lho! Bahkan, di program terdahulunya, Dompet Dhuafa cabang Bantul juga mendampingi pengusaha angkringan untuk memperoleh sertifikat kebersihan dari  Dinas Kesehatan setempat. Tentu dukungan ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasalnya Jogja dan angkringan merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan sekaligus merupakan roda perekonomian yang melibatkan banyak pihak, tidak terkecuali rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya dari usaha turun-temurun yang begitu khas ini.

Selain itu, Dompet Dhuafa Cabang Jogja juga memiliki program Pos Sehat yang dilengkapi pula dengan Klinik Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. Pos sehat yang ditangani langsung oleh tenaga medis berpengalaman ini tersebar di berbagai kawasan di Yogyakarta. Pembentukan Pos Sehat ini bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan kaum dhuafa. Selain itu pembentukan Pos Sehat juga bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat pada sektor kesehatan. Layanan ini menangani pasien segala usia, mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia. Menariknya hal ini tidak hanya dilakukan di Jogja saja, namun juga diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia lainnya.

Lalu bagaimana cara kita mendukung berbagai program mulia yang bersumber dari zakat ini? Hal termudah dapat dilakuakan dengan membayar zakat. Kalaupun belum menjadi orang yang diwajibkan berzakat kita dapat membantu mengingatkan keluarga atau lingkungan terdekat kita agar tidak lupa dengan kewajiban membayar zakat. Tentu kita tidak asing lagi dengan badan, lembaga atau pihak pengelola zakat di Indonesia bukan? Pasalnya pengelola zakat tersebut sejatinya selalu ada di sekeliling kita, mulai di masjid terdekat yang dikelola masyarakat setempat hingga berbagai lembaga profesional yang khusus menangani pengelolaan zakat ataupun infak seperti Dompet Dhuafa.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kini Dompet Dhuafa juga menggandeng puluhan mitra yang bekerjasama menggalang dana kemanusiaan yang nantinya akan diputar menjadi berbagai program yang dibutuhkan oleh kaum dhuafa. Saat membayar zakat atau sedekah dapat dilakukan semudah berbelanja online, tentu tidak ada alasan lagi untuk menunda melakukannya bukan? 

So, jangan lupa zakatnya ya! Kalau belum bayar zakat, bisa menyalurkan bantuan lewat infak atau donasi sejenis lainnya. 

Selamat berbagai, selamat menginspirasi!



Salam hangat dari Jogja,
Retno. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerita NOLNIL Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates