![]() |
Belanja dengan Rupiah (Dokumentasi Pribadi) |
“Mbak, mau bayar hutang”, ucap Andri, rekan kerja saya di
suatu siang.
“Maaf Mas, saya tidak menerima uang yang sudah lusuh”, jawab
Mbak Diaz sesaat kemudian.
Mendengar jawaban ini, sontak saya dan beberapa kawan lainnya
langsung mengalihkan pandangan pada keduanya.
“Dih, gaya benar
yang habis liburan dari luar negeri”, jawab Andri dengan nada cukup sinis, yang
mungkin berbalut sedikit kejengkelan lantaran uangnya ditolak. Beberapa kawan
lain pun ikutan mengejek Mbak Diaz karena menolak lembaran rupiah yang
disodorkan Andri siang itu.
“Bedanya apa coba? Bukannya nominalnya sama saja?”, tambah
Andri yang masih bingung dengan penolakan yang
baru saja ia terima. Sebuah pertanyaan yang diam-diam juga saya ucapkan
dalam hati.
“Kemarin pas aku liburan di luar, uangku kelipet dikit aja
ditolak Mas. Sekarang aku mau menerapkan hal serupa pada rupiah”, jawabnya
sembari tersenyum.