“Lapisan putih itu beradu
apik dengan potongan wortel, kentang, bawang bombay, juga cincangan daging
berbumbu. Disela-sela mereka, hadir pula irisan daun bawang yang memperkaya aroma,
juga rasa kudapan yang sengaja dimasak untuk kami. Awalnya sepotong wadai (baca:
kue) berguyur santan ini saya kira kue lapis biasa, ternyata bukan. Konon wadai
ini hanya muncul saat bulan Ramadan saja”.
Kamis, 31 Mei 2018
Minggu, 27 Mei 2018
Banyak yang Berdaya Berawal dari Zakat Anda, Ini Contohnya!
Salah Satu Binaan Dompet Dhuafa di Jogja |
Saya tertegun membaca
kalimat pada sebuah baliho sederhana di sebuah Kebun Lidah di kawasan Nglipar
Gunungkidul.
“Saya berdaya berawal
dari zakat Anda”.
Sungguh, belum pernah
terpikirkan sebelumnya bahwasanya dana zakat yang jumlahnya tak seberapa itu
dapat menuai manfaat sebegitu besar bagi banyak pihak yang yang membutuhkan.
Di sebuah kawasan yang
dulunya dikenal gersang, kini mulai berdaya berkat budidaya lidah buaya. Begitu
kira-kira isi di kepala saya saat bus yang kami tumpangi memasuki kawasan
Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul pada Rabu, 09 Mei 2018 lalu. Bagaimana tidak,
tempat yang dulu dikenal sebagai kawasan minim air ini kini ditumbuhi ribuan
tanaman lidah buaya raksasa dimana satu pelepahnya saja bisa mencapai berat
maksimal hingga satu kilogram. Hmm,
bisa dibayangkan ukuran lidah buaya yang berhasil dibudidayakan di kawasan ini
bukan?
Sebagai bagian dari
negara tropis, musim kemarau di Nglipar menawarkan cuaca yang cukup panas.
Setelah turun dari bus, kami sempat kaget karena ternyata kami dijamu bak tamu
undangan. Ada tenda yang sengaja dipasang lengkap dengan kursi besi dengan
bentuk yang begitu khas, yang biasa disewa saat tuan rumah tengah menggelar
hajatan. Wadauw, mendadak kami begitu
haru^^
Langganan:
Postingan (Atom)