Jumat, 29 April 2016

Pentingnya Menjadi Konsumen Cerdas di Era Sebebas M-E-A (Masyarakat Ekonomi Asean)

Menjadi konsumen cerdas atau yang akrab dikenal dengan sebutan koncer itu ibarat asuransi. Menariknya, asuransi ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri semata, namun dapat pula menebar manfaat bagi lingkungan sekitar, bahkan pada orang yang belum dikenal sekalipun. Itulah mengapa menjadi konsumen cerdas menjadi penting untuk dilakukan, apalagi di tengah era sebebas MEA. Sudah cerdaskah kita sebagai konsumen?
Logo Konsumen Cerdas 2016
(Sumber: www.bloggerien.com)

Ada begitu banyak alasan mengapa menjadi konsumen cerdas menjadi agenda yang begitu penting di era sebebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) seperti yang saat ini tengah terjadi. Bagi saya pribadi, menjadi konsumen cerdas merupakan sebuah kebutuhan. Selain sebagai upaya untuk melindungi kesehatan, menjadi konsumen cerdas juga dapat menghemat uang belanja bulanan. Menariknya lagi, memilih untuk menjadi konsumen cerdas juga memiliki dampak sosial bagi lingkungan sekitar. Karena itulah rasa-rasanya sudah tidak ada alasan yang relevan lagi untuk menutup diri dari konsep konseumen cerdas ini. Yuk kenalan lebih jauh lagi!

Lalu Siapa Sajakah Konsumen Cerdas Itu?
Tidak semua konsumen dapat dikategorikan sebagai konsumen cerdas. Ada beberapa parameter seseorang bisa dikategorikan sebagai konsumen cerdas. Berikut beberapa diantaranya:

*Memahami Kebutuhan yang Diperlukan
Tidak jarang sebagian orang menyamaratakan antara kebutuhan dan keingingan, padahal keduanya memiliki jurang pembeda yang cukup besar. Karena itulah memahami kebutuhan dan keinginan menjadi salah satu hal fundamental saat berbelanja. Selain dapat membeli barang sesuai dengan prioritas kebutuhan, hal ini akan menghindarkan kita dari perilaku mengorbankan prioritas kebutuhan sekedar untuk membeli barang-barang yang sejatinya hanya merupakan pelengkap gengsi semata.

*Mengerti Jaminan Kualitas Barang yang Akan Dibeli
Cara termudah yang dapat dilakukan untuk mengecek jaminan kualitas produk yang dijual di Indonesia adalah mencari logo SNI pada barang yang akan dibeli. SNI yang merupakan singkatan dari Standar Nasional Indonesia ini dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional. 
Logo SNI
(Sumber: www.bsn.go.id)
Ada beragam alasan mengapa logo SNI menjadi suatu hal yang layak untuk diperhatikan. Selain menjadi penentu kualitas barang yang beredar luas di Indonesia, logo SNI merupakan salah satu cara negara dalam melindungi keamanan konsumen, baik warga negara Indonesia ataupun warga negara asing yang sedang berada di Indonesia. Lebih jauh lagi, produk berlogo SNI jelas lebih memberikan jaminan kepastian atas kesehatan, kemanan dan keselamatan konsumen, bahkan pada lingkungan sekalipun atau yang akrab disebut dengan singkatan K3L.

Logo SNI ini akan menempel layaknya label pada suatu produk. Beberapa produk berlogo SNI yang mudah ditemui antara lain helm, kompor gas, baju bayi dan mainan anak. Sudahkah logo SNI menempel pada barang-barang yang dipergunakan sehari-hari?

*Memahami Hak Konsumen
Contoh Produk yang Baik,
Ada Petunjuk Cara Pemakaian dalam Bahasa Indonesia
(Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)
Salah satu hak konsumen adalah mengetahui berbagai hal penting terkait dengan produk yang akan dibeli. Meski terkesan sepele, hal ini menjadi penting tatkala kita tertarik untuk membeli produk , baik itu berupa barang, bahan makanan dalam kemasan, produk kosmetika hingga perangkat elektronik seperti gadget, kamera ataupun televisi. Memilih produk dengan kemasan berbahasa Indonesia lengkap dengan komposisi bahan serta petunjuk atau prosedur pemakaian tentu memiliki nilai plus tersendiri. Selain mempermudah pemahaman terkait dengan produk yang akan digunakan, hal ini penting untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada produk yang berpotensi merugikan konsumen.  


*Tahu Kemana Harus Mengadu
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini berbagai pihak terkait telah berupaya sekuat tenaga untuk melakukan perlindungan terhadap konsumen. Salah satunya dilakukan oleh Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Terkait hal ini, kini terdapat berbagai layanan yang dibuat khusus untuk melayani aduan konsumen, seperti tersedianya layanan telepon, e-mail hingga fasilitas WhatsApps. Berikut keterangan selengkapnya:

Nomor WhatsApps: 0853 1111 1010
Nomor Telepon : (021) 344 1839
Alamat E-mail: pengaduankonsumen@kemendag.go.id
Layanan Pengaduan Konsumen
(Sumber: www.bloggerien.com)
Peluncuran layanan aduan ini bukan tanpa sebab. Pasalnya hasil pemetaan Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Indonesia yang dilakukan Kementerian Perdagangan tahun 2015 yang lalu masih menunjukkan nilai yang cukup rendah, yaitu 34,17 dari 100. Nilai IKK tersebut masih jauh tertinggal dari nilai IKK tahun 2011 di 29 negara Eropa yang mampu menyentuh angka 51,31. Terkait hal ini, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Thomas Lembong menjelaskan bahwa nilai IKK sebesar 34,17 masih menunjukkan bahwa keberdayaan konsumen Indonesia baru berada pada level paham. Paham artinya konsumen Indonesia baru sebatas mengenali dan memahami hak dan kewajibannya sebagai konsumen, namun belum kritis dan berperan aktif dalam memperjuangkan haknya sebagai konsumen (Tim PKIP Kemkominfo, Kemenndag dan Bappenas, 2016).

Tabel Indeks Keberdayaan Konsumen
(Sumber: kominfo.go.id)
Berbicara tentang IKK, saya jadi teringat pada cerita menarik dari kawan saya, sebut saja Mawar. Beberapa bulan yang lalu Mawar merasa dirugikan saat membeli satu box makanan ringan favoritnya. Sayangnya hampir 3/4 makanan ringan dalam kemasan tersebut isinya remuk total. Selain itu ia juga merasakan bau tengik dan tekstur yang mlempem pada makanan tersebut, adahal tanggal kadaluarsa yang tertera dalam kemasan masih cukup lama. 

Meski nominal rupiahnya tidak seberapa, namun karena merasa dirugikan atas kejadian tersebut, Mawar pun mengadukan kejadian ini pada layanan konsumen yang terdapat website perusahaan yang memproduksi makanan ringan tadi. Tidak disangka-sangka, selain mendapatkan surat permohonan maaf, dia juga memperoleh paket makanan ringan pengganti dengan jumlah yang lebih banyak. 

Meski terkesan sepele, namun kejadian tersebut merupakan contoh perilaku konsumen cerdas yang layak diteladani. Sebaiknya buang jauh-jauh pemikiran bahwa harga murah yang ditawarkan produsen mampu membeli hak dan juga rasa kritis dari konsumen. Bagaimanapun juga, mendapatkan produk dan pelayanan sesuai standar produsen merupakan hak mutlak konsumen. 

Kenapa Harus Menjadi Cerdas?
Ada begitu banyak alasan mengapa kita harus menjadi konsumen cerdas. Sebagai seorang wanita, nantinya saya akan menjadi ibu rumah tangga. Nah, salah satu tugas sebagai ibu rumah tangga tidak lain adalah memastikan keamanan anggota keluarga. Bagaimanapun juga edukasi paling dini terkait konsumen cerdas akan dimulai dari keluarga inti, baik itu dari ibu ataupun ayah. Memang, peran ibu rumah tangga merupakan awal yang baik untuk melakukan edukasi. Namun peran ayah juga tidak kalah pentingnya. Karena itulah mengetahui seluk beluk konsumen cerdas adalah kewajiban semua orang. Karena ke depannya, baik laki-laki ataupun perempuan akan memiliki peran penting dalam keluarga.

Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Saat Membeli Suatu Produk?
Contoh Produk Makanan dalam Kemasan yang Dijual diPasaran
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
Meski terkesan sepele, namun ada beberapa hal yang patut kita perhatikan sebelum membeli suatu produk, baik itu bahan pangan, pakaian ataupun peralatan yang digunakan sehari-hari. Setidaknya ada tiga hal yang sebaiknya diperhatikan sebelum memasukkan barang pada keranjang belanjaan.

*Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Beda jenis produk, beda pula kualitas yang haris diperhatikan. Untuk bahan makanan, ada beberapa hal vital yang wajib diperhatikan. Bahan pangan segar misalnya. Dalam hal ini, tentu cukup mudah mengenali mana buah, sayur ataupun ikan yang berkualitas baik.
Bahan Makanan Segar
(Sumber: koleksi Pribadi Penulis)

Lain halnya ketika kita membeli makanan matang yang dapat langsung dikonsumsi. Selain soal rasa, selera dan harga, tentu parameter lain seperti kebersihan warung makan hingga pelayanan dan cara menyajikan makanan menjadi hal yang layak untuk dipertimbangkan. Tidak jarang tempat makan yang biasa saja mampu menyajikan makanan jauh diluar ekspektasi kita. Istilahnya harga kaki lima, rasa bintang lima.

Sedangkan untuk barang-barang diluar bahan makanan maka mau tidak mau kita akan kembali pada hal pertama yang  dibahas di awal tadi, ada tidak si logo SNI. Kalau sudah ada logo SNI-nya, kita bisa leluasa memilih produk apa yang akan dibeli, tinggal dipilih saja mana yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan dana yang dianggarkan.

*Keamanan Produk

Karena erat kaitannya dengan kesehatan, keamanan produk merupakan parameter lain tidak kalah penting untuk diperhatikan. Keamanan bahan makanan dalam kemasan misalnya. Hal pertama yang harus dilihat sebelum membeli makanan kemasan tidak lain adalah kondisi fisik barang. Bagaimanapun juga kemasan yang rusak bisa merupakan pertanda kerusakan bahan makanan yang ada di dalamnya. Untuk bahan pangan bersegel, perhatikan segel yang menempel pada barang. Bagaimanapun juga istilah “Jangan diterima bila segel rusak” tentu bukan merupakan hal baru.
Expired Date Makanan Dalam Kemasan Banyak yang Diletakkan di Bagian Depan atau Permukaan Atas Barang
(Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)
Selain melihat kondisi kemasan, perlu diperhatikan pula ijin lembaga dari terkait seperti ijin dari Dinas Kesehatan dan juga BPOM. Jangan lupa pula untuk memeriksa tanggal kadaluarsa serta komposisi bahan yang tertempel pada kemasan. Apalagi saat membeli produk makanan dengan tanggal kadaluarsa pendek seperti roti, tentu melihat tanggal kadaluarsa menjadi hal wajib yang tidak bisa dikompromikan lagi. Kini berbagai tanggal kadaluarsa pada makanan dalam kemasan diletakkan di bagian depan atau atas produk sehingga semakin mudah dilihat konsumen.

* Asal dan Nilai Sosial Produk
Menjadi konsumen cerdas itu ibarat asuransi. Menariknya, asuransi ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, namun dapat pula menebar manfaat bagi lingkungan sekitar, bahkan pada orang yang belum dikenal sekalipun. Ternyata sebagai pembeli, selain dapat mengambil manfaat dari produk yang telah dibeli, kita dapat sekaligus menebar manfaat pada para penggiat usaha mikro ataupun UMKM. Hal tersebut berkaitan langsung dengan asal usul dan nilai sosial produk yang kita beli.
Batik dan Tenun Asli Indonesia
(Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)
Jika kita membeli produk dalam negeri yang notabene adalah karya anak bangsa, maka secara tidak langsung kita ikut berpartisipasi dalam mengentaskan kemiskinan serta mensupport perekonomian nasional kita. Kalau produk dalam negeri ita laku keras, maka pelaku usaha mikro yang umumnya masyarakat ekonomi menengah ke bawah juga akan menikmati manisnya berkarya di negeri sendiri.

Sebagai tambahan informasi saja ya, sejak pemberlakuan MEA pada bulan Desember 2015 lalu, mau tidak mau produk dalam negeri kita harus bersaing ketat dengan produk sejenis dari luar negeri. Karena salah satu tujuan MEA tidak lain untuk mempermudah transaksi berbagai kegiatan ekonomi, mulai dari sektor permodalan hingga perdagangan barang ataupun jasa, maka produk impor akan semakin mudah ditemukan di pasar nasional kita. Bahan komoditi pertanian seperti bumbu dapur pun akan bersaing ketat dengan komoditi pertanian dari luar negeri. Bisa dibayangkan bukan bagaimana ketatnya persaingan dalam dunia perdagangan saat ini? 

Manfaat Membeli Produk Dalam Negeri
Cinta Produk Indonesia
(Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)
Karena itulah mensupport produk dalam negeri dengan cara membeli karya dan hasil bumi produksi dalam negeri sangat penting untuk dilakukan. Apa saja manfaat membeli produk dalam negeri? Berikut beberapa diantaranya!


*Memberi Ruang Gerak yang Lebih Leluasa untuk Para Pelaku Industri dalam Negeri
Salah satu manfaat membeli produk dalam negeri adalah memberi ruang gerak yang lebih luas bagi para pelaku industri dalam negeri. Apapun jenis usahanya, tentu para penggiat wirausaha memerlukan modal untuk menjalankan bisnisnya. Jika modal tersebut dapat kembali dalam jangka waktu yang lebih cepat, maka mereka akan lebih leluasa untuk membuat karya berikutnya. Produk fashion misalnya. Dengan beragamnya kain tradisional asli Indonesia mampu diolah menjadi produk fashion etnik yang begitu menarik. 
Baju Etnik
(Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)

Kalau cara minum teh saja bisa menjadi daya tarik pariwisata di Jepang, pembuatan kain tradisional khas Indonesia tentu menawarkan pesona wisata yang tidak kalah bagusnya bukan? Lebih jauh lagi, pembuatan tenun dan batik secara tradisional dengan cara yang masih manual tentu akan semakin memperkaya nilai jual produk etnik dari Indonesia. Bahkan desainer-desainer muda Indonesia  seperti Dian Pelangi ataupun Didiet Maulana berhasil mengangkat tenun tradisional khas Indonesia di panggung fashion dunia. Kalau pasar  internasional saja bisa menerima tenun dan batik kita, apa iya kita akan melewatkannya begitu saja?
Wardah, Brand Kosmetika Asli Indonesia yang Sudah Mendunia
(Sumber: Koleksi Foto Pribadi)
Kini kualitas berbagai produk lokal kita seperti produk fashion, produk kerajinan kulit bahkan brand kosmetika asli Indonesia terbukti mampu bersaing dengan produk sejenis, bahkan dengan produk branded dari luar negeri sekalipun. Dalam dunia kecantikan misalnya, brand Wardah, Mustika Ratu ataupun Sari Ayu tentu tidak lagi dipandang sebelah mata. Selain mendapat respon yang baik di pasar nasional, brand kosmetika tersebut mampu bersaing ketat dengan brand kosmetika kosmetika internasional. Bahkan belum lama ini, Wardah dan ETU berhasil meramaikan panggung Virgin Australia Meulborne Fashion Festival 2016.

*Berdampak Positif Bagi Perekonomian Nasional


Batik dan Tenun Indonesia
(Sumber: Kolekasi Pribadi Penulis)

Dengan berlakunya MEA, maka persaingan produk lokal tentu akan semakin sengit. Karena itulah selain merupakan aksi nasionalisme sebagai warga negara yang melek dampak nyata MEA, membeli produk dalam negeri akan membantu perwujudan perbaikan tingkat perekonomi bagi masyarakat luas, utamanya  pada mereka yang bergerak di bidang perdagangan, baik perdagangan barang ataupun jasa. Apalagi jumlah UMKM di Indonesia tergolong sangat besar.

Data tahun 2014 saja menyebutkan bahwa jumlah UMKM kita mencapai 56,2 juta unit. Jumlah UMKM sebesar ini mampu menyerap hingga 97,2% tenaga kerja dari total angkatan yang ada. Karena itulah nilai ekonomi yang dihasilkan dari UMKM sangat berperan baik dalam pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara hingga pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia (Eva, 2014). 

Jadi maukah Anda berpartisipasi dalam membantu perbaikan roda perekonomian negara dalam setiap aktivitas belanja Anda? 


Referensi:

Eva, 2014. Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015. http://swa.co.id/business-research/tantangan-dan-peluang-ukm-jelang-mea-2015

Tim PKIP Kemkominfo, Kemenndag dan Bappenas, 2016. Peringati Harkonas 2016 Pemerintah Ajak Konsumen Aktif Perjuangkan Haknya. https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/7375/peringati-harkonas-2016-pemerintah-ajak-konsumen-aktif-perjuangkan-haknya/0/artikel_gpr 

Note: Artikel ini diikutkan dalam Lomba Menulis Konsumen Cerdas untuk Blogger yang Diselenggarakan Oleh Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.
Poster Lomba Konsumen Cerdas Kategori Blogger
(Sumber: bloggerien.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerita NOLNIL Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates