Senin, 07 September 2020

Kebangkitan Energi Terbarukan dari Pelosok Indonesia

 


Di Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, sampah organik yang dihasilkan warga tidak dibuang begitu saja. Berkat sinergi dengan berbagai pihak, keduanya mampu diolah menjadi sumber energi terbarukan yang ujung manfaatnya dinikmati kembali oleh warga sekitar. Berbekal mesin methagreen, sampah organik non nasi dari kawasan ini berhasil diolah menjadi tiga produk sekaligus, yakni pupuk cair, pupuk padat dan biogas. Inovasi-inovasi semacam inilah yang membuat Langgongsari menjadi selangkah lebih dekat menuju desa mandiri energi.

***


Sebagai negara berpenduduk besar, konsumsi LPG Indonesia terus meningkat sepanjang waktu. Data Outlook Energi Indonesia menunjukkan terjadinya peningkatan konsumsi LPG, dari 7,1 ton pada tahun 2017 menjadi 7,5 ton pada tahun berikutnya. Di satu sisi hal ini menjadi tolak ukur suksesnya program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan pemerintah sejak tahun 2009. Sayangnya, peningkatan konsumsi LPG belum diikuti dengan penyediaan pasokan LPG yang memadai. Satu diantaranya disebabkan oleh keterbatasan jumlah kilang minyak yang ada di Indonesia.


Data Outlook Energi Indonesia Tahun 2019 mencatat total produksi LPG dalam negeri pada 2018 hanya mencapai 2 juta ton saja. Jumlah yang setara dengan pemenuhan 26% kebutuhan LPG nasional kita. Sekitar 74% sisanya (5,5 juta) dipenuhi dengan impor LPG. Sebuah ironi di tengah kemelimpahan potensi sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang terdapat di Indonesia, mulai dari energi tenaga air, surya, tangin, energi laut, panas bumi hingga bioenergi.


Meski saat ini pemenuhan sektor energi masih bergantung pada energi fosil, namun geliat kebangkitan energi terbarukan di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Satu diantaranya dapat dilihat dari gencarnya pengembangan energi terbarukan yang banyak dilakukan di kawasan pedesaan. Satu diantaranya pernah saya temui puluhan tahun silam. Tepatnya saat menjalankan program KKN bertajuk “Eksploitasi Air Gua Plawan Menggunakan Energi Terbarukan” yang dilakukan di Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul.




Desa Giricahyo merupakan satu kawasan di Kawasan Gunung Kidul yang memiliki potensi sumber mata air bawah tanah yang cukup besar. Satu diantaranya terdapat di Gua Plawan. Survei yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa sumber air di Gua Plawan tidak pernah kering meski terjadi kemarau yang berkepanjangan. Debit airnya pun terbilang besar, sekitar 40 liter per detik. Saat musim hujan, debit airnya bisa mencapai 200 liter/detik.


Meski memiliki sumber mata air yang demikian besar, nyatanya kesulitan akses air bersih masih dialami oleh warga desa sekitar Giricahyo. Berkat pemanfaatan energi terbarukan yang dilakukan melalui pemasangan generator dan panel tenaga surya, perlahan masalah akses air bersih ini mulai menemukan solusi.


Sebagai negara yang berada di kawasan zamrud khatulistiwa, potensi tenaga surya di Indonesia mencapai 207,8 GWp. Tak heran jika kini tenaga surya mulai banyak dimanfaatkan sebagai bagian dari Penerangan Jalan Umum (PJU). Satu diantaranya sempat saya abadikan saat tengah melintasi Kawasan Wisata Sungai Siring Tendean di Banjarmasin. Ternyata kawasan berjuluk Kota Seribu Sungai ini sudah mulai memanfaatkan tenaga surya untuk penerangan jalan umum sejak tahun 2013 yang lalu.



 

Lain Purwosari, lain pula cerita dari Langgongsari. Kabar baik dari kawasan yang berada di Kecamatan Cilongok ini bermula dari pengolahan sampah organik non nasi yang berhasil dikonversi menjadi bioenergi. Berbekal mesin methagreen, sampah organik dari kawasan ini berhasil diolah menjadi tiga produk sekaligus, yakni pupuk cair, pupuk padat dan biogas.


Pupuk padat dan pupuk cair yang dihasilkan dari mesin methagreen dimanfaatkan sebagai media menunjang kegiatan berkebun warga. Suburnya kawasan ini membuat Langgongsari tidak hanya dikenal sebagai penghasil tanaman hias dan biji kopi saja, melainkan dikenal pula sebagai produsen Durian Bawor kualitas premium. Tidak heran jika kini banyak pihak yang sengaja memasukkan Langgongsari sebagai salah satu destinasi untuk keperluan studi.


Di sisi lain, biogas yang dihasilkan dari daur ulang sampah organik di kawasan ini dimanfaatkan warga untuk keperluan bersama. Selain disalurkan di rumah Pak Mustofa, biogas yang ada juga digunakan sebagai pengganti LPG di lokasi Bank Sampah Kampoeng Iklim “Bulakan Asri”, yang tidak lain merupakan nama sekaligus sentra pengolahan sampah di kawasan Langgongsari. Jika inovasi-inovasi semacam ini bisa dilakukan di pelosok negeri, niscaya semakin besar pula harapan kita dalam mewujudkan desa mandiri energi. 


***


Desa Mandiri Energi merupakan program penyediaan energi dengan memanfaatkan potensi energi setempat, baik yang bersumber dari Bahan Bakar Nabati (BBN) maupun bahan non-BBN. Dalam pelaksanaannya, program ini akan dilakukan dengan teknologi yang dapat dioperasikan oleh masyarakat setempat. Selain menjadi alternatif pemecahan masalah terkait penyediaan energi, program besutan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dimulai sejak tahun 2007 ini diharapkan dapat mengurangi kemiskinan yang berujung pada meningkatnya perekonomian sekaligus sebagai upaya dalam memperbaiki lingkungan.

Tentu masih banyak pekerjaan rumah untuk yang perlu dilakukan untuk meratakan kebangkitan energi terbarukan ke berbagai penjuru negeri. Karena sejatinya Desa Mandiri Energi tidak berhenti pada pembangunan fisik di sana sini. Lebih dari itu, diperlukan pula pemahaman kemandirian pada segenap penerus bangsa untuk menjaga keberlanjutan program pemerataan kesejahteraan melalui pengembangan energi terbarukan ini (Retno).


Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Karta Tulis Jurnalistik 

“Energi Untuk Indonesia” Tahun 2020 Kategori Blogger 

yang Diselenggarakan oleh Kementerian ESDM


Sumber:

Humas UGM, 2006. Mengangkat Air Gua Plawan Untuk Kesejahteraan Desa Giricahyo, diakses melalui https://ugm.ac.id/id/berita/1861-mengangkat-air-gua-plawan-untuk-kesejahteraan-desa-giricahyo

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2019. Indonesia Energy Outlook 2019, diakses melalui https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-outlook-energi-indonesia-2019-bahasa-indonesia.pdf

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2009. Program Desa Mandiri Energi (DME) Departemen ESDM, diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/program-desa-mandiri-energi-dme-departemen-esdm

Pewarta Kalsel, 2014. PJU Manfaatkan Tenaga Surya, diakses melalui https://kalsel.antaranews.com/berita/15803/pju-manfaatkan-tenaga-surya

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerita NOLNIL Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates