Jelajah Gizi (Facebook Nutrisi untuk Bangsa) |
Kini tidak hanya
destinasi wisata alam dan budaya Indonesia saja yang mampu menarik perhatian
wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Namun beragam makanan khas nusantara pun
kini mampu menembus ketatnya persaingan dunia kuliner internasional. Sate salah
satunya. Sebuah menu turun-temurun yang dibuat dari potongan daging segar
pilihan yang dipanggang di atas bara api. Saking fenomenalnya sate,
warisan kuliner yang satu ini masuk dalam 15 besar daftar 50 makanan terlezat
di dunia versi CNN yang dirilis pada 07 September 2011 yang lalu. Wuih, keren
ya!
Sate Klatak (Dokumentasi Pribadi) |
Di Indonesia sendiri terdapat beragam
jenis sate, mulai dari sate ayam khas Madura, sate kambing, sate kelinci hingga
sate kuda. Bumbu yang digunakan pun beragam. Sate ayam dengan bumbu kacangnya, sate
kambing dan kelinci dengan bumbu bawang dan taburan kecap beserta irisan bawang
merahnya hingga bumbu rendang khas sate padang. Menariknya, dunia per-sate-an
nusantara juga diramaikan dengan sate klatak. Jenis sate kambing khas Jogja yang
menjelma menjadi salah satu ikon kuliner kota gudeg. Saking populernya, berkembang sebuah kiasan “Belum lengkap rasanya
ke Jogja kalau belum mencicipi lezatnya sate klatak!”. Nah!
Sate klatak dibuat dari potongan
daging kambing muda. Sate klatak banyak dijual di kawasan Jalan Imogiri Timur
yang terletak di Kabupaten Bantul. Sebuah kabupaten yang berada di bagian
selatan Jogja. Nama klatak sendiri sampai sekarang masih menjadi perbincangan
hangat di kalangan penikmat kuliner nusantara. Menurut salah satu karyawan di
warung sate klatak yang saya temui, sejarah nama klatak berasal dari bunyi “klotak-klotak” yang terdengar saat sate
sedang dipanggang di atas bara api. Maklum saja, di awal kemunculannya, sate
klatak hanya dibumbui dengan olesan garam sapur saja. Jadi ketika daging bergaram
tersebut dipanggang, terdengarlah bunyi “klotak-klotak”
tadi. Jadilah nama klatak tersemat pada sate khas Jogja yang satu ini.
Sate Klatak (Dokumentasi Pribadi) |
Ada banyak hal yang membedakan sate klatak dengan sate kambing biasa. Jika umumnya sate kambing disajikan menggunakan potongan batang bambu, tidak demikian dengan sate klatak. Sate klatak dipanggang dengan menggunakan jeruji besi sepeda. Meski terdengar sepele, namun pemilihan jeruji besi sebagai media menyajian sate klatak bukan tanpa alasan. Seperti yang diketahui bersama, jeruji besi merupakan salah satu penghantar panas yang baik. Karena itulah daging pada sate klatak memiliki tekstur yang begitu lembut, jauh dari rasa alot. Selain karena menggunakan daging kambing muda serta lama pemanggangan yang pas, penggunaan jeruji besi inilah yang membuat panas pemanggangan menyebar rata di seluruh potongan daging sate. Penggunaan jeruji besi pada sate klatak bukanlah satu-satunya keunikan sate khas Jogja yang satu ini. Bumbu dan serta cara penyajian sate klatak juga tidak kalah uniknya.
Bumbu Sate Klatak (Dokumentasi Pribadi) |
Seperti yang saya ceritakan di awal, dahulu sate klatak hanya dibumbui dengan olesan garam dapur saja. Pemilihan garam mungkin bertujuan agar bumbu tidak menutupi rasa daging. Seiring berjalannya waktu, kini sate klatak diolah dengan campuran bumbu yang sedikit berbeda. Kini, sebelum dipanggang, potongan daging yang sudah disematkan pada jeruji besi dicelupkan pada cairan berbumbu bawang putih, kemiri dan garam yang telah dihaluskan. Selanjutnya sate dipanggang di atas arang hingga matang. Dari bumbunya tentu Anda sudah dapat menebak rasa sate klatak yang dihasilkan bukan? Iya benar! Sate klatak memiliki citarasa gurih. Namun tidak seperti sate kambing yang biasa ditemui, bumbu minimalis ini tidak menutupi tekstur dan kesegaran daging kambing itu sendiri. Kecap dan bubuk merica disajikan secara terpisah.
Bawang Putih (Dokumentasi Pribadi) |
Selain sebagai penambah aroma dan citarasa daging sate, bawang putih menawarkan kandungan senyawa organosulfur yang bermanfaat dalam pengobatan. Senyawa alliin dan γ-glutamilsistein misalnya. Bau, citarasa dan kandungan sulfur pada asam amino bawang putih berada dibawah pengaruh alliin. Senyawa alliin juga berpotensi sebagai antibakteri. Umbi bernama latin Allium sativum ini juga ditengarai memiliki beragam berkhasiat bagi tubuh seperti obat tekanan darah tinggi dan maag, meredakan sakit kepala hingga mampu menurunkan koleaterol (Ikhtiarsyah et al, 2015).
Kemiri (Dokumentasi Pribadi) |
Bahkan berbagai penelitian epidomologi yang berkembang menyebutkan bahwa bawang putih juga memiliki senyawa organosulfur yang dapat mencegah terjadinya kanker pada manusia, termasuk kanker kolon (Ikhtiarsyah et al, 2015). Sedangkan kemiri dan garam merupakan penambah citarasa gurih pada sate. Meski terkesan sepele, namun daging biji kemiri (Aleurites moluccana) memiliki kandungan saponin, flavonoida, polifenol dan juga minyak lemak. Dalam korteks kemiri juga mengandung tanin. Seperti halnya bawang putih, kemiri pun menawarkan berbagai khasiat menarik untuk tubuh. Di Pulau Jawa misalnya, kemiri digunakan sebagai obat diare, sariawan dan desentri (Romadhon, 2015).
Sate Klatak (Dokumentasi Pribadi) |
Dalam penyajiannya, seporsi sate klatak disajikan dengan nasi putih dan kuah gulai yang gurih dan segar. Nasi putih tentu merupakan salah satu teman terbaik dalam menyantap sate klatak. Cocok dengan budaya sebagian besar masyarakat Indonesia yang menjadikan nasi sebagai sumber energi sehari-hari. Selain berfungsi sebagai pelengkap, penyajian nasi putih sekaligus sebagai sumber energi pada sajian sate klatak. Karbohidrat dalam nasi putih seolah menjadi pelengkap gizi sate klatak. Maklum saja, dalam literatur yang saya temui, daging kambing memang sama sekali tidak mengandung karbohidrat.
Terakhir, kuah gulai encer yang
disajikan dalam mangkuk kecil menjadi pelengkap dalam sajian menu sate kondang
khas kota gudeg ini. Seperti yang diketahui bersama, gulai merupakan masakan
yang diolah dengan berbagai rempah khas nusantara seperti bawang putih, bawang
merah, kemiri, jahe, kunyit, ketumbar, serai dan masih banyak lagi. Selain
menambah keunikan citarasa kuliner, berbagai rempah tersebut juga menawarkan
manfaat untuk tubuh. Kunyit misalnya. Empon-empon dengan daging berwarna kuning
ini memiliki beragam kandungan zat kimia mulai dari curcumin, minyak atsiri,
fruktosa, glukosa, pati, tanin hingga mineral seperti magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal,
seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Anonim, 2015).
Manfaat
kunyit pun terbilang cukup banyak, mulai dari antikoagulan, antiedemik,
menurukan tekanan darah, obat malaria, obat cacing hingga obat sakit perut. Tak
hanya itu, kunyit juga ditengarai bermanfaat untuk mengobati keseleo, memar,
rematik hingga berfungsi dalam memperbanyak air susu ibu (ASI). Selain
berkhasiat sebagai antioksidan, kandungan kurkumin juga bermanfaat sebagai
antihepatotoksik, antiinflamasi hingga bermanfaat untuk mematikan kuman dan menghilangkan
rasa kembung (Anonim, 2015).
Bumbu Pelengkap Sate Klatak (Dokumentasi Pribadi) |
Tiap kali menikmati sate klatak, saya menambahkan sedikit kecap dan taburan merica yang agak banyak. Meski demikian, bagi saya mencicipi citarasa asli sebuah kuliner itu wajib hukumnya. Jika Anda berfikiran serupa, maka jangan lupa untuk mencicipi dulu rasa asli sate klatak, baru selanjutnya ditambah kecap dan atau bubuk merica sesuai selera. Meski diolah dengan begitu sederhana. namun citarasa sate klatak tidak kalah nikmat dengan jenis sate kambing lainnya. Tekstur dagingnya pun terbilang cihui, empuk dan tidak alot.
Sudah menjadi rahasia umum rasanya
jika salah satu faktor yang membuat seseorang enggan mengkonsumsi sate kambing
disebabkan karena stigma negatif daging kambing dan dampaknya pada peningkatan kadar
kolesterol. Padahal daging kambing merupakan salah satu jenis daging merah yang
kaya akan nutrisi. Dalam 100 g daging kambing mengandung 109 kalori dengan
kandungan protein sebanyak 20,6 g protein, kolesterol 57 mg, lemak 0,31 g, sodium
82 mg dan kalium 385 mg (Anonim 2015). Memang untuk penderita hipertensi
daging kambing merupakan salah satu kuliner yang umum dihindari. Namun bagi
orang yang memiliki kondisi kesehatan yang baik, tentu tetap dapat menikmati lezatnya
olahan daging kambing, asal dengan cara memasak yang benar dan porsi konsumsi yang
tepat.
Sate Klatak (Dokumentasi Pribadi) |
Intinya kesalahan konsumsi tentu bukan terletak pada daging kambingnya, namun lebih bergantung pada cara mengolah daging dan jumlah atau daging kambing yang dikonsumsi. Kalau diolah dengan santan kental yang dipanaskan atau istilahnya dinget berkali-kali tanpa diimbangi dengan konsumsi serat, air putih dan olahraga yang cukup, tentu beda ceritanya. Tak hanya itu, soal porsi saat mengkonsumsi juga patut diperhatikan. Terkait cara masak dan porsi penyajian, sate klatak memiliki keunggulan tersendiri. Seporsi sate klatak disajikan dalam takaran yang pas.
Selain itu, umumnya orang enggan
menikmati daging kambing karena oleh bau prengus
dan amis yang melekat pada daging sate. Menariknya kedua bau tidak mengenakkan
ini tidak terdapat pada sate klatak. Entah apa rahasianya, namun fakta yang ada
memang demikian. Sate klatak itu enak, empuk dan tidak prengus. Pokoknya pas di
kantong, pas di lidah. Satu porsi sate klatak yang saya nikmati siang ini
dibanderol dengan harga Rp 19.000. Nasi putih dan minum dijual terpisah. Dengan
merogoh kocek sekitar Rp 25.000 saja Anda dapat memanjakan lidah dengan ikon kuliner
khas Jogja yang super lezat ini. Jadi tepat rasanya jika ada kiasan “Belum
lengkap rasanya ke Jogja kalau belum mencicipi lezatnya sate klatak!”.
Bagaimana petualang kuliner, tertarik untuk segera mencicipi lezatnya sate klatak?
Jelajah Gizi 3 (www.sarihusada.co.id) |
Sumber:
Kalori dan Kandungan Gizi Daging
Kambing, Anonim. http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/daging-kambing,
diakses 17 Oktober 2015
Kandungan Gizi Bawang Putih (Allium
sativum), Ikhtiarsyah et al. Cancer Chemoprevention
Research Center Farmasi UGM. Yogyakarta. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=441,
diakses 17 Oktober 2015
Kandungan Gizi Kemiri (Aleurites moluccana), Romadhon,
F. A. Cancer Chemoprevention
Research Center Farmasi UGM. Yogyakarta. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=121,
diakses 17 Oktober 2015
Kandungan Gizi Kunyit (Curcuma longa
Linn). Anonim. Cancer
Chemoprevention Research Center Farmasi UGM. Yogyakarta. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=345,
diakses 17 Oktober 2015
Readers Choice Worlds 50 Most
Delicious Food, Cheung, T. 2011. Bangkok. http://travel.cnn.com/explorations/eat/readers-choice-worlds-50-most-delicious-foods-012321,
diakses tanggal 17 Oktober 2015
Jelajah Gizi 3 (Facebook Nutisi Untuk Bangsa) |
Artikel ini diikutkan dalam Lomba Blog Jelajah Gizi 3. Keterangan lebih lengkap bisa dilihat di sini.
0 komentar:
Posting Komentar