Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Berfoto Bersama Atlet Peraih Medali di Ajang Asian Games 2018 Dokumentasi Sekretariat Kabinet |
Kebanggaan saya sebagai warga negara Indonesia
sekaligus sebagai bagian dari tuan rumah ajang olahraga paling bergengsi di
Asia, Asian Games 2018 begitu terasa tatkala melihat ribuan penari berjajar
rapi pada pembukaan Asian Games kali ini.
Ada desir bahagia yang membuncah di dada bahkan
sejak detik pertama musik Tari Ratoh Jaroe ditampilkan pada pembukaan Asian
Games kali ini. Tak lama kemudian, lagu ucapan selamat datang pun bergemuruh di
Stadion Utama Gelora Bung Karno yang diikuti dengan riuh gembira penonton yang
menyaksikannya .
Salamualaikum kami ucapkan,
Para undangan yang baro teuka,
Karena saleum nabi kheun sunnah,
Belum sempat saya seka air mata yang menetes
karena rasa haru yang begitu menggebu kala itu, lagu Bungong Jeumpa kembali
membuat dada saya berdegup sedikit kencang. Ah, Bulan Agustus yang membahagiakan!
Begitu kira-kira ungkapan yang rasa tepat untuk menggambarkan suka cita saya sebagai
bagian dari sebuah negara besar bernama Indonesia.
Bagaimana tidak, tepat sehari setelah upacara
peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-73 yang mengingatkan kita akan jasa
para pahlawan bangsa, bangsa kita berhasil mencuri perhatian dunia melalui
pembukaan ajang olahraga terbesar di Benua Asia. Tak berselang lama, pembukaan Asian
Games ke-18, termasuk eloknya penampilan Tari Ratoh
Jaroe yang
dipentaskan oleh 1600 penari langsung merajai pemberitaan di berbagai kanal
media.
Seolah tak mau tertinggal langkah, para penggiat
media sosial pun beramai-ramai mengupload reaksinya usai melihat tari
tradisional khas Aceh tersebut. Hasilnya
bisa ditebak. Indonesia dihujani konten baik sekaligus respon positif terkait suksesnya
pembukaan Asian Games 2018, juga warisan budayanya yang begitu melegenda dan
elok dipandang mata.
Menariknya, kabar baik ini langsung disambut dengan berita
kemenangan demi kemenangan kontingen Indonesia, mulai dari atlet wushu putra, Edgar Xavier Marvelo yang meraih medali
perak pada partai final wushu nomor changquan hingga kemenangan
emas pertama yang berhasil disumbangkan
oleh atlet taekwondo putri kita, Defia Rosmania, yang kemudian disusul
oleh puluhan kemenangan atlet Indonesia lainnya.
Perlahan namun pasti, giatnya latihan yang
dijalani para atlet terbayar sudah. Target 20 medali emas dan masuk 10 besar pada
pesta olahraga terbesar di Asia bulan lalu akhirnya mampu dicapai Kontingen
Garuda. Kerja keras atlet dan pelatih, juga dukungan pemerintah dan seluruh
elemen bangsa akhirnya mampu menghantarkan Tim Indonesia menuju titik yang
begitu baik.
Tim Indonesia yang awalnya hanya menargetkan 20 medali emas dan
masuk 10 besar akhirnya mampu mencapai perolehan medali yang jauh di
atas ekspektasi yakni 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, jauh meningkat
dibandingkan dengan perolehan medali pada Asian Games ke-17 tahun 2014 lalu
yang hanya memperoleh 4 emas, 5 perak dan 11 perunggu. Dengan peningkatan
perolehan medali yang cukup tajam tersebut, tidak heran jika ada penutupan pesta
olahraga empat tahunan kali ini Indonesia melenggang menempati peringkat ke-4
setelah Cina, Jepang dan Korea Selatan. Sebuah prestasi yang sangat patut untuk
diapresiasi atau bahkan diceritakan ke anak cucu nanti.
Melalui ajang olahraga empat tahunan ini pula lah, iklim politik
Indonesia mencapai salah satu titik terbaiknya. Tentu kita tidak akan lupa bukan
bagaimana olahraga mampu menyatukan menyatukan Prabowo dan
Presiden Jokowi dalam satu pelukan bersama dengan balutan bendera Merah Putih?
Dari
perhelatan olahraga terbesar di Asia ini pula lah kita diperlihatkan moment yang
begitu indah yang terjadi tatkala seorang penonton perempuan berhijab
menyemangati Jojo dengan berteriak dengan keras, “Ayo Jonathan, kamu bisa!
Bismillah!”.
Mungkin
memang benar, bahwasanya olahraga tidak hanya menyehatkan jiwa dan raga semata.
Lebih dari itu, olahraga mampu menyatukan berbagai perbedaan yang ada. Yang pada
akhirnya membuat Indonesia lebih kaya, semakin kaya dan lebih Berjaya.
Perhelatan Asian
Games memang telah berakhir. Namun keberhasilan ibu pertiwi sebagai tuan rumah
Asian Games yang mampu mendatangkan hujan konten baik pada negeri ini tak boleh
berhenti sampai di sini.
Sebagai penggiat
media sosial, saya siap mengabarkan berita baik tentang Indonesia agar iklim
investasi semakin membaik sehingga start up kita semakin disuka. Juga agar
wisatawan mancanegara tidak enggan menjelajah indahnya Indonesia. Kalau pesona
Indonesia makin dikenal dunia, bukankah potensi ekonomi kreatif lokal kita akan
semakin kokoh menopang perekonomian negara?
Kalau bisa begini,
niscaya Indonesia akan semakin mudah untuk berdikari di atas kaki sendiri, juga
lebih mudah untuk memakmurkan setiap penduduk di penjuru negeri.
Mari kita lakukan
hal-hal baik untuk ibu pertiwi demi Menuju Indonesia Maju. Demi kita di kemudian
hari, demi anak cucu kita nanti. Tak mengapa kalau baru mampu mengabarkan
berita baik atau sekedar memberantas hoax yang kerap berpotensi menjadi api
perpecahan di negeri ini. Bukankah perubahan besar harus dan selalu diawali dengan langkah-langkah
kecil?
Salam hangat dari Jogja,
-Retno-
0 komentar:
Posting Komentar