KUD Tani Makmur (Dokumentasi Pribadi) |
Foto di atas merupakan bagian dalam
salah satu Koperasi Unit Desa (KUD) yang berada tak jauh dari tempat tinggal
saya. Kalau dulu KUD di tempat saya cukup identik sebagai tempat untuk membayar
listrik, tempat menjual sembako ataupun tempat menjual beragam kebutuhan petani,
kini KUD sudah berkembang sekaligus berbenah sedemikian rupa sehingga dapat
diterima oleh generasi milenial yang hidup di era digital.
KUD Tani Makmur (Dokumentasi Pribadi) |
Tak ayal, selain menjadi
jujukan belanja banyak ibu rumah tangga, salah satu lini KUD Tani Makmur yang
bergerak di sektor perdagangan barang ini juga menjelma sebagai tempat jajan banyak
anak muda. Kini koperasi berbentuk toko serba ada yang didesain nyaman dan kekinian
ini bisa dibilang layak bersaing dengan gurita ritel mikro yang banyak tersebar
di berbagai sudut kota di Indonesia. Di sisi lain, saya juga menemukan koperasi
keren bernama Koperasi Mahasiswa UGM, yang kerap disingkat dengan sebutan Kopma
UGM.
Belajar dari Kopma UGM
Sesuai dengan namanya, lahirnya Kopma
UGM berawal dari gagasan pemenuhan kebutuhan mahasiswa melalui unit usaha yang
dikelola sendiri oleh mahasiswa. Dari mahasiswa, oleh mahasiswa, untuk
mahasiswa. Demikian kira-kira. Menariknya, seiring dengan perkembangan jaman,
Kopma UGM mampu beradaptasi sekaligus berinovasi hingga mampu menjelma menjadi salah
satu Kopma yang cukup diperhitungkan di Yogyakarta.
Kini koperasi mahasiswa yang berbadan hukum
sejak 2 Agustus 1982 ini dapat dijadikan contoh bagaimana sebuah koperasi mampu
berkompetisi di era digital. Karena selain melibatkan tenaga dan buah pikiran
para generasi muda yang dikenal sebagai generasi milenial, Kopma UGM juga “melek
digital” yang dibuktikan dengan melakukan branding koperasi melalui berbagai
kanal media sosial mulai dari Instagram, Youtube, Facebook, Twitter, Line
hingga website.
Kanal Instagram Kopma UGM (Dokumentasi Pribadi) |
Sebagai koperasi yang “melek digital”,
Kopma UGM benar-benar menggunakan media sosial dengan maksimal. Menariknya,
media sosial Kopma UGM tidak hanya digunakan untuk branding semata, namun
digunakan pula sebagai media komunikasi baik bagi konsumen maupun calon anggota
koperasi. Jadi selain menawarkan berbagai promo menarik untuk konsumen, media
sosial Kopma UGM digunakan pula untuk memperkenalkan program pendidikan untuk para
anggota koperasi, baik untuk meningkatkan skill anggota koperasi maupun
menyiapkan kader terbaik koperasi untuk menjalankan periode jabatan tertentu
meliputi pendidikan dasar perkoperasian, pendidikan organisasi dan pendidikan
manajemen.
Mungkin berbagai program pendidikan untuk
anggota seperti yang dilakukan oleh Kopma UGM di atas merupakan hal yang wajar,
yang wajib dilakukan di setiap koperasi. Bedanya, Kopma UGM mengkomunikasikan perihal
pendidikan ini ke khalayak ramai, yang notabene bisa menjadi calon konsumen, konsumen
loyal, generasi milenial (mahasiswa) yang berpotensi menjadi anggota maupun sebagai
pengingat pada anggota koperasi itu sendiri. Dari berbagai konten yang dikomunikasikan
melalui media sosial ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kini Kopma UGM tidak
hanya berfokus pada peningkatan nilai ekonomi yang dihasilkan koperasi saja,
namun sudah melakukan branding secara berkala untuk mendapatkan sekaligus
mempersiapkan calon anggota sebagai kader koperasi yang cerdas, yang diharapkan mampu menakhlukkan persaingan pasar
sekaligus melakukan perbaikan manajemen koperasi di masa yang akan datang.
Difersifikasi Produk dan Layanan Koperasi
di Era Milenial
Ibarat orang jualan, mau tak mau koperasi
harus bersaing dengan berbagai unit usaha yang memiliki fokus jualan serupa. Terkait
hal ini ada beberapa produk koperasi yang menarik perhatian saya, dimana tiga diantaranya
adalah Kopma UGM, KSP Kopdit Tri Tunggal dan KOPIKKON yang mampu menyiasati
persaingan produk dengan lini usaha terkait dengan cukup cerdik. Mari dimulai
dari Kopma UGM terlebih dahulu. Selain menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari
para mahasiswa utamanya yang berada di lingkup UGM seperti makanan, minuman,
produk perawatan tubuh dan alat tulis, ternyata Kopma UGM memiliki produk
khusus yang tidak dijual di tempat lain yakni aneka rupa merchandise khas UGM seperti
kalender, kaos, topi, jaket hingga berbagai pilihan souvenir wisuda.
“Kenapa kalendernya harus UGM sih Pak?”,
tanya seorang kawan saya karena cukup keheranan ketika diminta membelikan
kalender UGM di awal tahun ini.
“Biar inget aja anak bapak dulu
kuliahnya di UGM”.
Kekhasan produk yang dijual Kopma UGM
inilah yang menjadi salah satu kunci bonding
Kopma UGM dengan civitas akademika maupun alumni UGM dimanapun mereka berada.
Berulang kali saya menemukan kawan yang rela jauh-jauh datang ke Kopma UGM
sekedar membelikan titipan kalender maupun souvenir khas UGM di koperasi yang
beralamatkan di Bulaksumur, H-7 & H-8 Yogyakarta ini. Lokasi yang strategis
karena berada tepat di tengah-tengah lingkup universitas, lengkap dengan area
pakir yang memadai juga menjadi alasan mengapa koperasi ini tetap menjadi
pilihan banyak kalangan untuk belanja atau sekedar jajan makanan ringan.
Banner Promosi KSP KOPDIT TRI TUNGGAL (Dokumentasi Pribadi) |
Lain Kopma UGM, lain pula KSP Kopdit
Tri Tunggal. Saya ingat betul ada sesuatu hal unik yang saya temukan saat
berkesempatan mewawancarai salah satu karyawan koperasi yang beralamatkan di Bendo,
Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarya ini. Pasalnya selain melayani pembayaran
listrik, pulsa listrik, speedy, koperasi yang berada di depan salah satu
sekolah dasar di kawasan Imogiri ini juga melayani pinjaman dan berbagai
simpanan meliputi simpanan harian, simpanan pendidikan, simpanan berjangka
hingga simpanan hari raya.
Setidaknya simpanan harian cukup
menarik minat saya karena kebanyakan penabung non anggota koperasi berasal dari
berbagai kalangan mulai dari pedagang, anak PAUD maupun anak sekolah dasar.
Besaran nominal yang bisa disetorkan pun terbilang sangat ringan, mulai Rp
5.000 saja. Meski terdengar sepele, namun selain dapat menjadi ajang menghimpun
dana dari masyarakat, simpanan harian dapat menjadi media untuk mengenalkan
salah satu bentuk investasi masa depan yang begitu ringan bagi generasi muda
kita.
Selain itu saya juga megenal KOPIKKON
yang merupakan kepanjangan dari Koperasi IKKON, sebuah koperasi besutan Badan
Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indonesia. IKKON (Inovatif dan Kreatif melalui
Kolaborasi Nusantara) sendiri merupakan program live in pelaku kreatif yang bertujuan untuk mengangkat potensi
ekonomi kreatif lokal sebagai pilar utama kekuatan ekonomi kreatif Indonesia di
masa yang akan datang. Setiap tahunnya, program kolaboratif yang sudah dimulai
sejak tahun 2016 yang lalu ini akan menempatkan peserta IKKON di lima kabupaten
tertinggal maupun kabupaten perbatasan di Indonesia.
Program live in yang melibatkan para desainer lintas bidang seperti desain
produk, desain interior, desain tekstil, desain fashion, desain komunikasi
visual, arsitek yang didukung oleh peran business advisor, fotografer,
videografer, antropolog dan mentor ini akan berkolaborasi dengan pelaku kreatif
di daerah untuk mengangkat berbagai potensi ekonomi lokal agar dapat diterima
di pasar nasional maupun global. Salah satu hal menarik yang patut
digarisbawahi adalah terciptanya ethical
benefit sharing yang adil dan berkelanjutan antara peserta IKKON dengan
kolaborator, yang dalam hal ini adalah local champion di masing-masing lokasi
penempatan IKKON.
Desainer IKKON 2016 dan IKKON 2017 Usai Menampilkan Karya pada Ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2018 (Dokumentasi BEKRAF) |
Salah Satu Karya Kolaboratif Desainer IKKON 2017 dengan Local Champion di Banjarmasin (Dokumentasi Vebrio Kusti) |
Saat ini sebagian besar anggota KOPIKKON berasal dari alumni Program IKKON. Di tahun ke-3
program IKKON ini KOPIKKON telah memamerkan berbagai karya kolaboratif yang
dibuat bersama pengrajin lokal di berbagai program bergengsi nasional seperti
Jakarta Fashion Week 2018, Adiwastra 2018, Inacraft 2018 dan Casa Indonesia
2018. Salah satu kabar menggembirakan datang dari ajang bergengsi Casa Indonesia 2018 yang berlangsung pada 31 Mei hingga 03
Juni 2018 lalu, dimana salah satu produk fashion karya desainer IKKON, Lia Chandra
terpilih sebagai produk terfavorit oleh desainer kenamaan dunia, Giulio
Cappellini. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa koperasi milenial dapat menjadi salah satu pintu masuk bagi karya kolaboratif para desainer muda Indonesia dengan ratusan bahkan ribuan local champion dari berbagai penjuru nusantara.
Berkaca pada berbagai inovasi produk koperasi yang
ada di Indonesia inilah, juga data terakhir jumlah koperasi per Desember 2017 yang
mencapai 153.171 unit, tidak heran jika dalam Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-70 pada tahun 2017 lalu pemerintah bertekad mewujudkan koperasi menuju pemerataan
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan untuk memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Strategi Pemerintah
Meningkatkan Kinerja Koperasi di Era Milenial
Ibarat ingin
memperkokoh sebuah pondasi, tiga tahun terakhir pemerintah melakukan reformasi koperasi melalui tiga program utama
yakni rehabilitasi, reorientasi dan pembangunan koperasi yang meliputi:
1. Kemudahan Proses Pendirian Koperasi.
Menariknya,
proses rehabilitasi dan reorientasi ini kini dilakukan secara online. Proses
rehabilitasi koperasi dilakukan dengan melakukan pembekuan dan pembubaran
koperasi dengan Online Data System sehingga setiap koperasi akan memperoleh
Nomor Induk Koperasi (NIK). Setelah melakukan sertifikasi, koperasi yang lolos
uji akan mendapatkan NIK dan sertifikasi NIK. Lebih lanjut lagi, guna
mempermudah pendirian badan hukum koperasi, kini system administrasi badan hukum
koperasi dilakukan secara online. Selain itu proses reorientasi koperasi juga
dilakukan dengan cara serupa, yakni membangun koperasi dengan basis informasi
teknologi. Hal ini tentu akan mempermudah generasi milenial saat berkomitmen mendirikan
koperasi.
Berdasarkan
proses rehabilitasi yang dilakukan dengan melakukan pembaharuan organisasi
melalui pemuktahiran data diketahui ada ada sekitar 75 ribu koperasi sehat, 75
ribu koperasi yang tengah dibina pemerintah supaya jadi sehat dan sekitar 40
ribu koperasi tidak sehat yang akan dibekukan dan dibubarkan. Untuk mengimbangi
jumlah koperasi yang akan dibekukan, tahun ini pemerintah mengimbanginya dengan
menargetkan terbentuknya 3000 koperasi baru di tahun 2018.
2. Memperkuat akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat dan
Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (LPDB – KUMKM)
Berdasarkan
beberapa wawancara yang pernah saya lakukan dengan pengurus koperasi, terbatasnya
modal udaha menjadi salah satu kendala pengurus dalam mengembangkan koperasi. Kabar baiknya, terhitung sejak 1 Januari 2018 ini suku bunga
KUR turun dari 9% menjadi sebesar 7% per tahun. Begitu pula dengan suku bunga LPDB – KUMKM yang sejak tahun 2017 lalu menurunkan
suku bunga pinjaman kepada koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam dari 8%
per tahun menjadi 7% per tahun. Selain menjadi program pro wirausahawan karena berbunga
rendah, baik akses KUR maupun LPDB-KUMKM tentu akan menjadi alternmatif pilihan
yang menarik sekaligus mempermudah pengurus koperasi untuk mendapatkan dana segar
yang dapat digunakan untuk menjalankan berbagai program koperasi.
3. Melakukan Pengembangan SDM melalui Berbagai Program Pendampingan
Galeri PLUT DIY (Dokumentasi Pribadi) |
Selain menggandeng professional
muda sebagai pendamping koperasi untuk membantu mengembangkan SDM anggota
koperasi, Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia juga mendirikan Pusat Layanan Usaha
Terpadu (PLUT) yang tersebar di
berbagai kota di Indonesia.
Galeri PLUT DIY (Dokumentasi Pribadi) |
Dengan visi utama memampukan Koperasi dan UMKM
dalam membangun potensi unggulan daerah, pendirian
PLUT juga dilengkapi dengan pembangunan gedung yang berfungsi
sebagai galeri pamer, ruang pustaka entrepereur hingga ruang konsultasi bisnis dengan
tenaga ahli. Selain dapat menjadi alternatif konsultan bisnis bagi KUMKM, PLUT juga
menyediakan layanan pendampingan bisnis, layanan fasilitasi akses pembiayaan, layanan
pelatihan bisnis hingga layanan yang berkaitan dengan pemasaran, promosi hingga networking.
Diklat untuk Koperasi oleh Kemenkopukm (Dokumentasi Pribadi) |
Sekian banyak benefit
yang disediakan PLUT ini dapat diakses secara cuma-cuma oleh Mitra PLUT,
sebutan untuk koperasi maupun pelaku UKM yang mendaftar sebagai anggota PLUT di
daerah. Menariknya, pendaftaran menjadi Mitra PLUT ini tidak dipungut biaya
sepeserpun. Tinggal penuhi saja syarat adminitrasi yang dapat ditanyakan di
kantor PLUT terdekat di kota Anda. Hal ini tentu sangat membantu anggota
koperasi maupun pelaku UKM untuk mengembangkan bisnis di era milenial seperti
saat ini. Selain itu pemerintah melalui Kementrian
Koperasi dan UKM Republik Indonesia juga rutin menggelar diklat secara berkala
yang dapat diikuti secara cuma-cuma oleh anggota koperasi maupun pelaku UKM.
Jaya selalu koperasi Indonesia!
Salam hangat dari Jogja,
-Retno Septyorini-
Note: Penulis pernah tergabung sebagai spesialis
media program IKKON BEKRAF 2017.
Sumber:
Ariyanti, F. Pemerintah
Targetkan 3000 Koperasi Baru di Tahun 2018, diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/3216271/pemerintah-targetkan-3000-koperasi-baru-terbentuk-di-2018
Infografis Reformasi
Koperasi oleh Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, 2018, diakses dari http://www.depkes.go.id/article/view/17071400001/koperasi-jadi-institusi-ekonomi-rakyat-di-masa-depan.html
Kusuma, H. 2017.
Bunga KUR Turun Jadi 7% Tahun Depan, 2017 diakses dari https://finance.detik.com/moneter/d-3702695/bunga-kur-turun-jadi-7-tahun-depan
Rahayu, N.
2017. LPDB Turunkan Suku Bunga Pinjaman Jadi 7%, diakses dari https://www.wartaekonomi.co.id/read141521/lpdb-turunkan-suku-bunga-pinjaman-jadi-7.html
Artikel ini diikutkan dalam Lomba Karya Tulis Koperasi dan KUKM
Kategori Blogger 2018
terimakasih informasinya ya:)
BalasHapusada Tips menggunakan KJP nih, boleh temen-temen cek deh supaya kita lebih cerdas dalam menggunakan kjp nya, selamat mencoba :)