Taman Parkir Abu Bakar Ali (dokumentasi pribadi) |
Meski memarkirkan
kendaraan di kantong parkir yang disediakan terdengar merepotkan, namun sejatinya
aturan baru ini membuat area pedestrian semakin nyaman. Penerapan aturan parkir
baru ini membuat jantung pariwisata Jogja mengalami perubahan yang signifikan. Kini
tak ada lagi kendaraan bermotor yang parkir di pinggir jalan. Seasyik apa sih Malioboro
saat ini? Kepoin aja gih!
Ternyata Banyak Manfaat
Lho Parkir Kendaraan di Taman Parkir Abu Bakar Ali
Diam-diam, disadari
ataupun tidak, parkir kendaraan di Taman Parkir Abu Bakar Ali itu bikin
kesempatan jalan semakin terbuka lebar. Gimana
enggak ya, dengan memarkir kendaraan di dekat Stasiun Tugu ini mau nggak mau
bikin kita musti jalan kaki. Selain mengurangi polusi, “olahraga” kaki bisa
tentu bisa menjadi upaya untuk mengubah pola hidup sendatary. Jadi selain baik bagi bumi, baik pula untuk kebugaran
diri sendiri. Asyik nggak sih?
Penataan Kembali Jalur Pedestrian Kawasan Malioboro (dokumentasi pribadi) |
Penataan Kembali Jalur Pedestrian di
Malioboro Membuat Suasana Jalan-Jalan Semakin Nyaman
Tahu nggak sih, beberapa
waktu yang lalu ruas jalan untuk para pejalan di kawasan kenamaan ini mulai
ditata kembali lho! Tempat yang dulunya digunakan untuk ruang singgah kendaraan bermotor, kini sudah dialihfungsikan dengan benar. Selain tambah lebar, jalur
pedestrian kawasan Malioboro pun terasa semakin nyaman. Apalagi kini polusi udaranya juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kalau sudah begini, rasa-rasanya nggak ada alasan lagi untuk malas lagi buat
jalan kaki. See?
Terus Kalau Sudah Sampai ke Malioboro Lagi, Asyiknya Ngapain Aja Sih?
Sejatinya ada banyak hal yang dapat dilakukan sepanjang kawasan Malioboro. Kalau lapar, terus mau makan enak tapi murah bisa langsung merapat ke pecel senggol. Itu lho pecel khas Jogja yang dijual di depan Pasar Beringharjo. Area di depan pasar yang padat merayap kerap membuat wisatawan saling bersenggolan. Hal inilah yang mendasari penamaan pecel senggol khas Malioboro yang satu ini. Selain pecel dan mie goreng, tersedia pula aneka lauk lezat yang dibanderol dengan harga merakyat. Macam-macam baceman, gorengan hingga sate-satean ada di sini. Kalau kehausan, bisa sekalian pesan dawet Jogja yang dijual tak jauh dari kedai pecel senggol. Duduh, ngebayangin duduk dengan seporsi pecel mie dan segelas dawet manis bikin laper plus baper pengen ngebolang ke sini lagi. Piye iki?
Belum
lagi kalau senja mulai tiba. Kawasan di depan Pasar Beringharjo akan berubah
menjadi lapak martabak dan kue putu ayu yang aroma dan rasanya begitu yuhuu itu.
Kalau angin sore berhembus dari arah selatan menuju ke utara, niscaya Anda akan
digoda pula oleh aroma sate kere yang banyak dijajakan di sekitaran titik nol
Jogja. Kalau sudah begini, bisa-bisa menggoda iman diet Anda. Ini baru sebagian
kecil pesona kulinernya saja. Belum kain batik dan seabrek pernak-pernik unik
yang umumnya dijajakan dengan tawaran harga super ringan.
Mau
nawar saat belanja ke Pasar tinggal bilang segandok (sepasang) piro?
Mau
keliling kota tanpa kecapean ya tinggal lambaikan tangan pada kusir
Andong.
Mau
menikmati romantisnya Jogja ya tinggal tunggu perform musisi jalanan saja.
Pun
kalau mau berburu street fotografi ya tinggal jepret sana jepret sini saja
sudah pasti jadi.
Kurang
apa coba?
Karena itulah tak perlu menggerutu hanya karena ada aturan parkir baru. Bagaiamanapun juga Malioboro masih seasik dahulu, kok! Yakin nih nggak mau nyobain?
0 komentar:
Posting Komentar