Apa yang pertama kali
terpikirkan oleh Anda ketika mendengar kata Lampung? Sebagai pecinta kain tradisional,
saya akan langsung ingat kain tapisnya yang terlihat begitu mewah dan indah.
Belum lama ini, kain tradisional khas Lampung ini juga disorot dunia fashion internasional. Pasalnya kreasi menawan dari kain tapis dikenakan oleh dua perwakilan atlet berbakat Indonesia yang maju di perhelatan olahraga terbesar di dunia. Balutan busana tradisional berbahan tapis Lampung tersebut dikenakan oleh Yessy Yosaputra dan Rio Akbar dalam pembukaan Olimpiade 2016 yang berlangsung di Rio de Janerio, Brazil pada Jum’at, 5 Agustus 2016 lalu. Sontak hal ini semakin mengukuhkan eksistensi tapis dalam dunia fashion internasional.
Logo Lampung Krakatau Festival 2016 (lampungkrakataufest.com) |
Selain mengenakan busana tradisional, Yessy terlihat begitu mempesona dengan mahkota Siger yang tidak lain merupakan salah satu ciri khas pakaian adat khas Lampung. Tak ayal, penampilan perwakilan kontingen atlet dari Indoneia ini pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat luas, tidak hanya di dalam negeri namun menjadi perhatian pula di mata dunia. Pemilihan kain tapis sebagai bahan busana dalam perhelatan akbar ini tentu dilakukan bukan tanpa alasan. Dominasi warna sulaman berwarna emas dan merah pada kain tapis yang dikenakan tersebut selain memperlihatkan kemegahan juga melambangkan sifat pemberani dan pantang menyerah dari atlet kita yang berjuang di ajang Olimpiade.
Tapis Lampung memang beda. Kain tradisional yang banyak didominasi
dengan sulaman benang berwarna
khas yaitu emas ataupun
silver ini selain
memberi kesan etnik, juga kental dengan kesan mewah dan berkelas. Kain tradisional khas Lampung juga dibuat berbagai motif unik yang menarik. Corak seperti
tanaman ataupun bunga misalnya. Selain cocok digunakan sebagai bahan busana, beragam corak tanaman ataupun bunga pada kain tapis cocok dikreasikan menjadi berbagai
produk fashion bernuansa etnik lainnya seperti tas, cluth, dompet hingga alas
kaki. Penasaran? Berikut contoh kreasi tas etnik yang diproduksi salah satu
brand ternama di ibu kota, Sobag.
Tas Etnik Berbahan Kain Berbahan Kain Tapis Khas Lampung (sumber: www.facebook.com) |
Tidak kalah
cantik dengan tas mahal dari berbagai brand ternama dunia bukan? Karena umumnya tidak
diproduksi dalam jumlah banyak, selain keren, tas etnik semacam ini juga tidak
pasaran. Lalu
bagaimana soal harganya? Anda tidak perlu khawatir, karena para pelaku UMKM juga menawarkan harga yang terbilang cukup menarik. Tinggal sesuaikan saja dengan anggaran belanja Anda. Ini baru tapisnya saja, belum pesona lainnya.
Tas Etnik Berbahan Kain Berbahan Kain Tapis Khas Lampung (sumber: www.facebook.com) |
Jika Anda tertarik dengan pesona kain tapis, jangan lupa untuk meluangkan waktu berburu
kain tradisional saat berkesempatan berkunjung Lampung. Selain dapat dipakai sendiri,
kain etnik semacam ini memiliki peluang besar untuk dibisniskan. Selain dapat
mendulang untung, Anda juga dapat berperan serta dalam membantu perekonomian
para pelaku UKM, tentu
dalam hal ini adalah para penenun, pedagang kain tradisional hingga pengusaha
yang bergerak dalam industri kreatif bernuansa etnik ini. Ibarat
setali tiga ulang, menarik juga kan berwisata sembari berbisnis berbasis ekonomi
kerakyatan?
Meski demikian, sebagai anak Biologi, saya juga memiliki ketertarikan pada keanekaragaman hayati yang ditawarkan di kawasan ini. Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan misalnya. Bagaimana tidak, di taman nasional yang berada di kawasan Lampung dan Bengkulu ini tidak hanya menjadi habitat beragam satwa endemik Sumatera saja, namun juga menjadi rumah bagi aneka satwa langka yang dilindungi negara.
Meski demikian, sebagai anak Biologi, saya juga memiliki ketertarikan pada keanekaragaman hayati yang ditawarkan di kawasan ini. Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan misalnya. Bagaimana tidak, di taman nasional yang berada di kawasan Lampung dan Bengkulu ini tidak hanya menjadi habitat beragam satwa endemik Sumatera saja, namun juga menjadi rumah bagi aneka satwa langka yang dilindungi negara.
Menurut catatan Jana Supriatna dalam Berwisata Alam di Taman Nasional yang terbit tahun 2014 yang lalu, selain menjadi
habitat tapir, kambing hutan, gajah, badak, harimau serta kelinci sumatera, Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan juga menjadi habitat beruang madu, siamang,
simpai hingga ungko. Hewan-hewan yang sejujurnya ingin saya lihat tidak hanya
dalam textbook atau jurnal semata, namun juga ingin melihatnya secara langsung di dunia nyata. Minimal bisa melihat habitat aslinya di Lampung sana ^^
Status Harimau Sumatera (dokumentasi pribadi) |
Harimau Sumatera di Kebun Binatang (dokumentasi pribadi) Gimana Kalau di Habitat Aslinya Ya? |
Karena memiliki beberapa vegetasi berbeda-beda, taman nasional seluas
sekitar 365.000 ha ini akhirnya menjelma pula menjadi rumah bagi ratusan jenis
burung. Dalam catatan di bukunya, Jana Supriatna menyebut tidak kurang dari 276
jenis burung pernah ditemukan di sini. Kebayang
kan gimana asyiknya anak biologi kalau sampai di tempat semacam ini? Ibarat big travelling in big laboratory. Begitulah…
Nah, diantara beragam vegetasi yang ada, Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan juga memiiliki berbagai tanaman langka yang begitu ternama. Apalagi
kalau bukan bunga Rafflesia spp dan bunga Amorphophallus spp. Selain langka,
ternyata tanaman ini juga berperan penting sebagai daerah tangkapan sekaligus
penyimpanan air bagi pemukiman warga maupun lahan pertanian. Jadi selain
langka, tanaman ini bermanfaat juga bagi kepentingan warga. Keren ya!
Karena
keanekaragaman hayati inilah Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan
bersama dengan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Gunung Leuser akhirnya
dinobatkan UNESCO sebagai Warisan Gugusan Pengunungan Hutan Hujan Tropis
Sumatera. Jadi kalau mau berwisata sembari belajar, Lampung-lah salah satu
gudang ilmunya.
Oiya,
ini baru di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ya. Belum di Taman Nasional
Way Kambas. Seperti halnyaTaman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas juga
menjadi rumah bagi ratusan spesies flora dan fauna langka serta endemik
Sumatera yang menarik untuk dipelajari. Meski dikenal luas sebagai rumah gajah,
ternyata Taman Nasional Way Kambas juga memiliki program pengembangan badak
sumatera juga lho! Lengkap ya? Mau berpuas-puas menikmati wisata alam
bisa! Berburu foto eksotis juga bisa! Lihat sekolah gajah bisa! Hmmm, kurang apa lagi
coba?
Selain karena Tapis dan taman nasionalnya, Lampung juga dikenal dunia karena Krakataunya. Pada tanggal 27 Agustus tahun 1883 yang lalu, Lampung menjadi perhatian dunia karena peristiwa meletusnya Gunung Krakatau. Untuk mengenang peristiwa tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung memilki konsep dengan membuat sebuah perhelatan akbar kebudayaan dengan tujuan menjadikan Lampung sebagai kota pariwisata dan pusat kebudayaan di daerah Sumatera. Lampung Krakatau Festival namanya. Karena itulah kini Lampung menjelma menjadi salah satu lumbung Pariwisata Indonesia yang diperhitungkan baik dalam skala nasional maupun internasional.
Selain karena Tapis dan taman nasionalnya, Lampung juga dikenal dunia karena Krakataunya. Pada tanggal 27 Agustus tahun 1883 yang lalu, Lampung menjadi perhatian dunia karena peristiwa meletusnya Gunung Krakatau. Untuk mengenang peristiwa tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung memilki konsep dengan membuat sebuah perhelatan akbar kebudayaan dengan tujuan menjadikan Lampung sebagai kota pariwisata dan pusat kebudayaan di daerah Sumatera. Lampung Krakatau Festival namanya. Karena itulah kini Lampung menjelma menjadi salah satu lumbung Pariwisata Indonesia yang diperhitungkan baik dalam skala nasional maupun internasional.
Tahun ini Lampung Krakatau Festival
akan dihelat mulai tanggal 22 hingga 28 Agustus di berbagai lokasi yang
berbeda. Mengambil tema “Jelajah Pesona Krakatau, acara tahunan yang sudah
diselenggaraan sejak tahun 1990 ini menawarkan lima konten acara berbeda yang
bertajuk Jelajah Pasar Seni, Kelajah Layang-Layang, Jelajah Krakatau, Jelajah
Semarak Budaya-Parade hingga Jelajah Semarak Budaya-Investor Summit.
Masing-masing acara tersebut akan dilangsungkan di tempat yang berbeda. Berikut
gambaran acara selengkapnya!
Jelajah Pasar Seni akan digelar sepanjang acara Lampung
Krakatau Festival berlangsung, yaitu tanggal 24-28 Agustus 2016. Acara ini
akan dihelat di
Mal Boemi Kedaton. Selanjutnya ada Jelajah Layang-Layang yang digelar
pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2016 di PKOR Way Halim. Ada pula Jelajah Rasa yang akan
dilaksanakan mulai tanggal 26 hingga 28 Agustus 2016) di Lapangan Saburai. Acara ini
tentu cocok untuk para penikmat kuliner nusantara.
Menariknya lagi, akan ada berbagai lomba yang dibuka untuk umum. Salah satunya adalah lomba blogging yang dapat diikuti baik oleh para jurnalis maupun para blogger. Selain memperebutkan hadiah berupa uang tunai dengan total nominal mencapai 10 juta rupiah plus piagam Gubernur Lampung, khusus untuk pemenang 1,2 dan 3 dalam kompetisi menulis ini juga berkesempatan mengikuti Tour Jelajah Krakatau yang akan digelar pada tanggal 27 Agustus 2016 secara gratis, tis, tiss. Mantep kan?
Menariknya lagi, akan ada berbagai lomba yang dibuka untuk umum. Salah satunya adalah lomba blogging yang dapat diikuti baik oleh para jurnalis maupun para blogger. Selain memperebutkan hadiah berupa uang tunai dengan total nominal mencapai 10 juta rupiah plus piagam Gubernur Lampung, khusus untuk pemenang 1,2 dan 3 dalam kompetisi menulis ini juga berkesempatan mengikuti Tour Jelajah Krakatau yang akan digelar pada tanggal 27 Agustus 2016 secara gratis, tis, tiss. Mantep kan?
Jelajah
Rasa Lampung Krakatau Festival 2016 (sumber: www.instagram.com)
|
Acara Jelajah Krakatau ini akan dimeriahkan dengan
penampilan puluhan perahu hias nelayan. Selain memberikan pengalaman kepada seluruh media nasional, termasuk ketiga blogger beruntung
untuk menikmati keindahan
Gunung Anak Krakatau langsung dari jarak dekat, semua orang yang berpartisipasi dalam acara ini juga
dapat berkontribusi dalam memperkuat branding pariwisata Lampung di kancah
internasional.
Terakhir, acara Lampung Krakatau Festival ini akan dimeriahkan pula dengan acara Jelajah Semarak Budaya-Parade dan Jelajah Semarak Budaya-Investor Summit yang akan digelar pada hari terakhir, yaitu tanggal 28 Agustus 2016. Acara Jelajah Semarak Budaya-Parade akan dihelat di Tugu Adipura, sedangkan Jelajah Semarak Budaya-Investor Summit akan dihelat di Hotel Novotel. Siap berpartisipasi dalam pagelaran akbar ini?
Terakhir, acara Lampung Krakatau Festival ini akan dimeriahkan pula dengan acara Jelajah Semarak Budaya-Parade dan Jelajah Semarak Budaya-Investor Summit yang akan digelar pada hari terakhir, yaitu tanggal 28 Agustus 2016. Acara Jelajah Semarak Budaya-Parade akan dihelat di Tugu Adipura, sedangkan Jelajah Semarak Budaya-Investor Summit akan dihelat di Hotel Novotel. Siap berpartisipasi dalam pagelaran akbar ini?
Salam hangat dari Jogja,
-Retno-
Sumber:
Jana Supriatna, 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Yayasan Penerbit Obor Indonesia. Jakarta, halaman 119 dan 125
Prasetyo, 2016. Di Balik Sendu dan Gempita, Kisah Tapis lampung dan Mahkota Siger di Olimpiade 2016. http://lampung.tribunnews.com/2016/08/08/di-balik-sendu-dan-gempita-kisah-tapis-lampung-dan-mahkota-siger-di-olimpiade-2016
Tentang Bukit
Barisan. http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/jawa___sumatera/bbs/tentang_bbs/
Artikel ini diikutkan dalam kompetisi Lomba Menulis Blog dalam Menyambut Lampung Krakatau Festival 2016
Banner Lomba Blog Dalam Rangka Lampung Krakatau Festival 2016 (lampungkrakataufest.com) |
Referensi nya bagus dan banyak , walau bagai manapun tetap beda rasanya dengan yang bertutur berdasarkan mereka yang memang mendatangi dan melihat langsung.
BalasHapusAseek... semoga tercapai impian buat ikut ke krakatau fest 2016 nya ya mbak...
BalasHapusTapis memang sudah mendunia dan semoga semakin digemari komunitas internasional. Selamat ya mba for winning the blog contest ;)
BalasHapusSalam kenal dan selamat tulisannya memenangkan lomba blog Lampung Krakatau Festival 2016. Selamat berkunjung ke Lampung..
BalasHapusSalam,