Produk ETU karya Restu Anggraini yang Dipamerkan dalam Ajang VAMFF 2016 (sumber: www.etuforvamff2016.com) |
Wardah, Brand Lokal yang Gaungnya SUdah Sampai di Berbagai Panggung Internasional (sumber: Official Fanspage Facebook Wardah Cosmetic) |
Menengok
pangsa pasar nasional yang begitu besar, tentu Indonesia akan masuk dalam salah
satu target pasar yang menggiurkan, tidak terkecuali dengan berbagai produk
yang bersinggungan dengan kebutuhan umat muslim. Pasalnya hingga saat ini data
statistik menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim
terbesar di dunia. Melihat potensi yang demikian besar, lengkap dengan regulasi
pasar bebas yang semakin memudahkan masuknya produk dari luar negeri,
masyarakat luas akan semakin dimudahkan untuk memilih atau bahkan membeli
beragam produk global yang dijual di market nasional atau bahkan lokal
sekalipun.
Kita di MEA dan Era Perdagangan Bebas Dunia
Produk ETU karya Restu Anggraini yang Dipamerkan dalam Ajang VAMFF 2016
(sumber: www.etuforvamff2016.com) |
Salah Satu Produk Wardah Terbaru (sumber: Official Fanspage Facebook Wardah Cosmetic) |
Antara Nasionalisme dan Realita Pasar
Salah satu tolak ukur sebuah lifestyle dapat dilihat dari penampilan seseorang. Secara garis besar, penampilan seseorang akan didominasi dengan pemilihan busana dan make up yang menunjang aktivitas sehari-hari. Dan sebagai negara dengan penduduk
muslim terbesar di dunia, tentu kebutuhan akan busana muslim dan halal make up menjadi hal yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Menariknya lagi, kini make up tidak hanya identik dengan kaum hawa saja, namun banyak pula digunakan oleh para pria yang sudah paham arti merawat diri.
Terkait hal ini perlu dipahami bahwasanya make up sudah berkembang sedemikian pesatnya sehingga produk ini tidak hanya berupa produk dekoratif untuk make up wajah semata, namun juga meliputi beragam produk perawatan tubuh seperti deodorant, shampo, lulur hingga sabun mandi. Dengan demikian, pangsa pasar akan produk perawatan tubuh tentu akan senantiasa berkembang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di bumi.
Menariknya lagi, kini nasionalisme menjadi salah satu hal yang kerap dihubungkan dengan cara seseorang dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar sehari-hari, tidak terkecuali yang berhubungan dengan produk penunjang lifestyle tadi (kebutuhan sandang dan make up). Bukan rahasia lagi kalau wujud nasionalisme
seorang warga negara Indonesia saat ini tidak lagi dilakukan dengan peperangan layaknya ribuan pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan saat ini tidak lain adalah kesadaran untuk memilih produk dalam negeri sebagai akses pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Meski terkesan sangat sepele, namun hal ini dapat berdampak sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
Seorang konsumen tentu akan menjatuhkan pilihan pada produk dengan kualitas dan harga yang terbaik. Karena itulah para pengusaha dituntut untuk senantiasa melakukan quality control yang ketat pada setiap produk yang akan dilempar ke pasar. Selain itu para pengusaha juga wajib memperhatikan biaya produksi sehingga harga jualnya mampu bersaing dengan produk kompetitor sekaligus mampu terjangkau oleh daya beli konsumen yang ditargetkan oleh perusahaan. Disinilah peran warga negara dan nasionalisme seseorang berada. Meski demikian, tidak dibenarkan bahwa orang yang menyuki barang import lantas dikategorikan pada kelompok masyarakat dengan rasa nasionalisme yang rendah. Karena dimanapun konsumen berada, mereka tetap menjadi raja yang bebas memilih beragam keperluan harian yang akan digunakan.
Terkait hal ini perlu dipahami bahwasanya make up sudah berkembang sedemikian pesatnya sehingga produk ini tidak hanya berupa produk dekoratif untuk make up wajah semata, namun juga meliputi beragam produk perawatan tubuh seperti deodorant, shampo, lulur hingga sabun mandi. Dengan demikian, pangsa pasar akan produk perawatan tubuh tentu akan senantiasa berkembang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di bumi.
Beragam Contoh Produk Kosmetika dari Wardah (sumber: Official Fanspage Facebook Wardah Cosmetic) |
Seorang konsumen tentu akan menjatuhkan pilihan pada produk dengan kualitas dan harga yang terbaik. Karena itulah para pengusaha dituntut untuk senantiasa melakukan quality control yang ketat pada setiap produk yang akan dilempar ke pasar. Selain itu para pengusaha juga wajib memperhatikan biaya produksi sehingga harga jualnya mampu bersaing dengan produk kompetitor sekaligus mampu terjangkau oleh daya beli konsumen yang ditargetkan oleh perusahaan. Disinilah peran warga negara dan nasionalisme seseorang berada. Meski demikian, tidak dibenarkan bahwa orang yang menyuki barang import lantas dikategorikan pada kelompok masyarakat dengan rasa nasionalisme yang rendah. Karena dimanapun konsumen berada, mereka tetap menjadi raja yang bebas memilih beragam keperluan harian yang akan digunakan.
Kemajuan Lokal Brand Karya Anak Bangsa
Kabar baiknya, beberapa
tahun terakhir dunia fashion muslim dari Indonesia mulai menunjukkan gaungnya di
panggung internasional. Bahkan berbagai brand
muslim wear hingga halal make up asli
karya anak negeri telah berhasil menembus pasar global melalui berbagai ajang bergengsi berskala internasional. Salah satu yang terbaru adalah masuknya ETU dalam ajang Virgin Australia
Melbourne Fashion Festival (VAMFF) yang digelar pada tanggal 07 hingga 13 Maret
2016 yang lalu.
Konferensi Pers ETU dalam MenyambutVAMFF 2016 (sumber: www.etuforvamff2016.com) |
Dokumentasi Kemenangan ETU di Ajang The ANZ Australia - Indonesia Young Fashion Designer Award (sumber: www.etuforvamff2016.com) |
Produk ETU karya Restu Anggraini
(sumber: www.etuforvamff2016.com)
|
Contoh Aplikasi Produk Wardah (sumber: Official Fanspage Facebook Wardah Cosmetic) |
Contoh Produk Wardah (sumber: Official Fanspage Facebook Wardah Cosmetic) |
Sebagian Produk Wardah yang Saya Gunakan (sumber: Dokumentasi Pribadi) |
Virgin Australia Melbourne Fashion Festival 2016
VAMFF merupakan ajang fashion bergengsi di Australia yang diselenggarakan sejak tahun 1997 yang lalu. Di tahun 2015 yang lalu, VAMFF mampu menjaring setidaknya 350.000 pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Hmm, bisa dibayangkan potensi pasar yang ada dalam festival ini bukan? Dalam ajang bergengsi ini, ETU bekerjasama dengan Toray Industries. Sebuah perusahaan besar di Jepang yang memproduksi produk industri berteknologi tinggi. Salah satu contoh bahan berteknologi tinggi tersebut bernama ultrasuese yang dibuat dengan teknologi ultra microfiber.
Detail Produk ETU
(sumber: Instagram Restu Anggraini)
|
Umumnya suede digunakan sebagai lapisan bagian dalam tas kulit berkualitas premium. Bahan suede saja sebenarnya sudah terasa begitu lembut. Menariknya, dengan teknologi yang digunakan dalam pembuatan ultrasuede tadi, kualitas ultrasuede tersebut ternyata mampu menandingi kualitas suede asli. Hmm, bisa dibayangkan betapa lembutnya bahan ultrasuede ini bukan? Nah, sejak ditemukan oleh Toray di tahun 1970, bahan ini telah digunakan berbagai brand internasional ternama seperti Prada, Halston, Isset Miyake dan yang lainnya. Jadi dari segi bahan, ETU memang sudah menggunakan bahan dengan kualitas terbaik. Belum lagi dari sisi design. ETU memberikan pilihan design baju formal yang begitu berkelas.
Dalam ajang VAMFF 2016 ini, ETU juga menggunakan bahan lain seperti wool, katun dan juga polyester blend. Ingin tahu keseruan karya ETU dalam ajang bergengsi ini? Berikut beberapa diantaranya!
Produk ETU karya Restu Anggraini yang Dipamerkan dalam Ajang VAMFF 2016
(sumber: Instagram Restu Anggraini)
|
Produk ETU karya Restu Anggraini yang Dipamerkan dalam Ajang VAMFF 2016
(sumber: Instagram Restu Anggraini)
|
Mengapa pagelaran VAMFF ini menjadi ajang fashion yang sangat penting untuk diperhatikan? Hal ini tidak lepas dari potensi pasar Australia akan produk fashion yang masih terbuka sangat lebar. Terkait dengan hal ini, Deputi IV Badan Ekonomi
Kreatif bidang Pemasaran, Bapak Joshua M. Simandjuntak, mengatakan bahwa saat
ini nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia ke Australia baru menyentuh nilai USD 176 juta per tahun. Padahal potensi pasar fashion Australia tergolong sangat besar. Dengan jumlah muslim di Australia yang berjumlah sekitar 500.000 orang, potensi dalam dunia fashion mampu menembus angka USD 15 miliar atau Rp 202 triliun setiap tahunnya. Bisa dibayangkan lebarnya potensi pasar desainer modest wear Indonesia di negeri Kangguru ini bukan? Karena hal inilah kemunculan ETU dalam ajang VAMFF menjadi begitu penting untuk membuka pasar premium brand lokal Indonesia dalam memasuki market global.
Dengan beragam keunggulan produk dalam negeri saat ini, sudahkah Anda mengapresiasi brand lokal karya anak bangsa? Hanya dengan membeli lokal brand asli Indonesia, minimal Anda telah mensupport keberlangsungan hidup para penggiat UMKM yang tersebar di seluruh penjuru nusantara lho! Kalau bukan kita yang support, siapa lagi?
Salam hangat dari Jogja,
Retno
0 komentar:
Posting Komentar